About Me

Foto Saya
Denis Taroreh
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Dragonball Z - Goku Super Saiyan 5

SELEKTIF DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI, KUNCI GEMILANG DI ERA GLOBALISASI


Memasuki bulan Mei 2012, setelah dinyatakan lulus dalam Ujian Nasional (UN), siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia berlomba-lomba mencari Perguruan Tinggi (PT) yang terbaik. Banyak siswa-siswi SMA berbondong-bondong mencari PT terfavorit. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginannya menjadi meraih mimpi-mimpi mereka sesuai apa yang mereka cita-citakan, yakni orang yang sukses untuk masa depan kelak.
Ironisnya, sebagian dari mereka hanya mengikuti arus keramaian, tanpa melihat dan mengidentifikasi terlebih dahulu PT tersebut. Sebagian besar dari mereka memilih PT yang tidak sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal itu berakibat pada kurangnya efektifitas belajar dalam ilmu yang mereka dapat dalam PT tersebut.
Menurut berita yang dipublikasikan melalui website http://www.snmptn.ac.id. pada hari Rabu 29 Juni 2011 pukul 19.00 WIB, Herry Suhardiyanto, Kepala Panitia SNMPTN 2011 menyatakan bahwa sebanyak 118.233 peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lolos seleksi dan berhak masuk ke 60 perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik se Indonesia. Lantas berapa ribu, atau bahkan ratusan ribu siswa yang ada di Indonesia?. Tentu jumlahnya berlipat ganda dari angka peserta yang lolos SNMPTN. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya siswa yang tidak lolos di SNMPTN ataupun yang secara langsung mendaftar ke sebuah PT, dihimbau agar siswa dan orang tua hendaknya memperhatikan bobot/kualitas PT. Yakni apakah PT tersebut sesuai dengan minat dan mejadi fasilitas terbaik untuk mengembangkan kemampuan anak atau tidak.
Fasilitas ataupun sarana dan prasarana dalam sebuah PT merupakan alat dan pendukung yang berupaya menunjang dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa. Mahasiswa dapat berkreasi sekreatif mungkin sesuai dengan bakat dan minatnya dengan adanya fasilitas yang memadai. Selain itu, tidak hanya mahasiswa yang dapat memanfaatkan fasilitasnya, seorang pemberi ilmu juga dapat memanfaatkan hal tersebut dalam kegiatan belajar mengajarnya. Fasilitas yang menunjang seperti lab. Komputer yang tersambung dengan internet tanpa masalah koneksi, lab. Bahasa, lab. IPA, dan sbagainya. Tidak terlepas dari hal yang menunjang anak, maka siswa sebaiknya mencari PT yang cocok untuk mengembangkan potensi dirinya.  
Apa jadinya jika fasilitas dalam sebuah PT terbatas?. miris, jika seandainya seorang guru/dosen berebutan sebuah Projector laksana semut berebut gula untuk keperluan mengajarnya. Tidak hanya itu yang perlu yang diperhatikan, ruangan kelaspun harus menjadi tempat yang mendukung untuk menimba ilmu. Alangkah baiknya jika jumlah mahasiswa dalam suatu kelas relatif sedikit. Sehingga guru lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan mahasiswanya dlama kegiatan belajar mengajar dan mahasiswapun akan mendapatkan pembelajaran yang efektif dan produktif.
Guru (dosen) adalah seorang insan yang memberi ilmu juga sebagai pemandu dalam pencarian ilmu. Setelah menjadi mahasiswa, tugasnya bukan hanya menunggu materi dari guru, tapi mencari sendiri materi yanga kan dibahas dalam silabus. Sehingga dalam pembelajaran di kelaspun tercipta diskusi. Bukan hanya student centered learning. Oleh karena itu, seorang gurupun hendaknya mempunyai ilmu yang tidak terbatas, tentunya ilmu yang mengikuti perkembangan zaman dan up to date.
Zaman semakin canggih dengan lahirnya software atau website yang mendukung proses belajar mengajar. Dalam artian, seorang guru hendaknya mempunyai keahlian atau keterampilan yang multi bidang. Mahasiswa tidak lagi belajar terus menerus diatas kertas putih dengan bantuan pulpen dan pensil, melainkan mahasiswa harus belajar menggunakan software atau websites yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Berbicara masalah kurikulum, tidak telepas dari proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Setiap PT bisa saja berbeda-beda, sesuai kebijakan dari setiap lembaga itu sendiri. Kurikulum juga penting untuk diperhatikan, karena kurikulum dapat membentuk karakter pada jati diri setiap mahasiswa, lewat perantara seorang guru (dosen). Kurikulum yang baik hendaknya yang dapat mengikuti arus perkembangan zaman, pihak sekolah bisa mengkombinasikan kurikulum yang digunakannya dengan kurikulum di negara-negar maju. Dengan begitu, siswa tidak akan ketinggalan zaman dan mampu bersaing di dunia global.
Keputusan ada di tangan siswa. Orangtuapun harus mendukung anaknya dalam memilih PT. Ketika seseorang sudah menginjakkan kaki di PT, itu adalah sebagai gambaran masa depan mahasiswa. Orangtua jangan memaksa-maksa anaknya untuk masuk PT A, ataupun masuk PT B, tapi hendakya orangtua mampu berinteraksi dengan siswanya terhadap keinginan siswa dan harapan orangtua sendiri. Sehingga harapan kedua belah pihakpun tercapai. Hendaknya orangtua tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tapi mengetahui akan kemampuan dan bakat yang dimiliki anak.
Perkembangan zamanpun terus menemani jiwa-jiwa penerus bangsa. Perguruan tinggi adalah sebuah batu loncatan untuk meraih masa depan yang gemilang, demi membahagiakan kedua orang tua, orang disekitar, dan berguna bagi bangsa dan negara. Maka kata selektif adalah kata yang cocok untuk siswa dan kedua orang tuanya untuk memilih Perguruan Tinggi yang baik di era globalisasi ini.
Orang tua dan siswa baiknya mengidentifikasi terlebih dahulu PT yang akan dijadikan sasaran untuk menimba ilmu. Tentunya dengan memperhatikan komponen-komponen pendukungnya, yakni fasilitas, guru, dan kurikulum.
Asumsi yang dijadikan keyakinan oleh masyarakat masa kini yakni bahwa dimanapun kita kuliah adalah sama saja, yang kemudian menjadi hal yang terpenting adalah bagaimana mahasiswanya sendiri. Bagaimanapun keadaan fasilitas, guru, dan kurikulum yang ada dalam sebuah PT, jika mahasiswa belajar dengan serius, maka dia akan mendapatkan hasil yang baik. Akan tetapi, jikak berfikir kembali bahwa bagaimana kita akan mengetahui, membandingkan, mencari tahu hal dan aspek yang lain untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang kita miliki jika misalnya dalam PT tersebut tidak mempunyai laboratorium sama sekali. Hal ini kemudian sangat penting untuk menunjang dalam kegiatan kuliah, sekali lagi untuk mengembangkan potensi diri yang kita miliki dan menjadi mahasiswa yang produktif.