The expectation of Humanistic Studies toward "The Other"
21.20 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Indonesia mempunyai beberapa
pulau yang didalamnya terdapat berbagai suku, adat, bahasa, agama dan warna
kulit. Semua perbedaan itu, diharapkan tidak dijadikan sebuah konflik untuk
mempertahankan dan menggenggam sikap chauvinisme dalam setiap suku. Indonesia
mempunyai sebuah semboyan untuk mempersatukan insan-insan yang beragam di
Indosesia yang tertuang dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, yang artinya
walaupun berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Namun, semboyan tersebut hanyalah semboyan belaka.
Kenapa? Coba kita renungkan dan lihat masih banyak perselisihan hanya karena
perbedaan agama,etnik, dan budaya. Seperti yang terjadi di Papua, Lampung, Kalimantan,
NTT, dan masih banyak lagi. Lantas apa solusinya untuk meminimalisir dan
meredam perselisihan antar etnik tersebut? Di pulau Jawa khususnya di Provinsi
Jakarta terdapat sebuah sekolah tinggi yang akan berubah menjadi sebuah
universitas, yakni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Kebangkitan Nasional atau lebih dikenal
dengan Sampoerna School of Education (SSE). Di instansi itulah merupakan salah
satu tempat untuk mewadahi berbagai etnik yang ada di Indonesia.
SSE mencoba untuk menjawab
pertanyaan tersebut, dengan adanya mata kuliah yang diberikan kepada calon Educator atau Agen of Change di masa yang akan datang. Mata kuliah tersebut
dikenal oleh warga SSE dengan sebutan “Humanistic Studies”. Saya adalah salah
satu mahasiswa SSE yang sedang belajar tentang mata kuliah itu. Kesan pertemuan
pertama pada mata kuliah tersebut sungguh membuat pikiran dan hati tidak
karuan. Penyampaian dosen dengan bahasa tubuh yang seolah-olah
mengobrak-ngabrik pikiran mahasiswa SSE, khusunya di kelas Matematika section A
semester 3 membuat kita membayangkan yang seharusnya tidak harus membayangkan .
Dosen mempertanyakan tentang masalah agama yang dianut oleh mahasiswanya yang
mempunyai keberagaman agama, budaya, bahasa, dan warna kulit. Tapi semakin
kesini semakin jelas tujuan dari mata kuliah ini, yakni mempersatukan
keberagaman. Dengan mempelajari mata kuliah ini, saya berharap bisa menghargai
lebih kepada teman yang lain yang berbeda dengan saya, baik dari segi agama,
budaya, bahasa, dan warna kulit. Selain itu, mudah-mudahan mahasiswa SSE yang
sebagai calon pendidik di masa yang akan datang dapat mengaplikasikan dan
menanamkan jiwa patriotisme dalam diri setiap individu. Jika hal itu terjadi,
semboyan negara indonesia pun bisa teraplikasikan oleh calon pendidik tersebut.
Setelah mempelajari mata kuliah
Humanistic Studies, diharapakan calon pendidik dapat menerapkan dan menularkan
jiwa patriotisme. Tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan
masyarakat. Walaupun kita tidak mungkin bisa mewujudkan seluruh rakyat
indonesia aman, tentram, dan sejahtera dari sebuah konflik perbedaan, namun diharapkan
kita bisa membuat percikan api yang dapat menerangi orang-orang disekelilingi
kita untuk hidup sejahtera, aman, dan tentram.
Resources:
·
Hidayat, N. (2011). Menyelami konflik etnis di Indonesia. From http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/13/menyelami-konflik-etnis-di-indonesia/,
4 oktober 2012
·
Ahira, A.(2011). Konflik antar suku di Indonesia. From http://www.anneahira.com/konflik-antar-suku-di-indonesia.htm,
4 oktober 2012
· Yayasan lembaga SABDA. Perjumpaan Islam dan kristen. From http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=955&res=jpz, 4 oktober 2012
SELEKTIF DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI, KUNCI GEMILANG DI ERA GLOBALISASI
06.35 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Memasuki
bulan Mei 2012, setelah dinyatakan lulus dalam Ujian Nasional (UN), siswa-siswi
sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia berlomba-lomba mencari
Perguruan Tinggi (PT) yang terbaik. Banyak siswa-siswi SMA berbondong-bondong
mencari PT terfavorit. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginannya menjadi meraih
mimpi-mimpi mereka sesuai apa yang mereka cita-citakan, yakni orang yang sukses
untuk masa depan kelak.
Ironisnya,
sebagian dari mereka hanya mengikuti arus keramaian, tanpa melihat dan mengidentifikasi
terlebih dahulu PT tersebut. Sebagian besar dari mereka memilih PT yang tidak
sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal itu berakibat pada kurangnya
efektifitas belajar dalam ilmu yang mereka dapat dalam PT tersebut.
Menurut
berita yang dipublikasikan melalui website http://www.snmptn.ac.id.
pada hari Rabu 29 Juni 2011 pukul 19.00 WIB, Herry Suhardiyanto, Kepala
Panitia SNMPTN 2011 menyatakan bahwa sebanyak 118.233 peserta Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lolos seleksi dan berhak masuk ke 60
perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik se Indonesia. Lantas berapa ribu, atau
bahkan ratusan ribu siswa yang ada di Indonesia?. Tentu jumlahnya berlipat
ganda dari angka peserta yang lolos SNMPTN. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi adanya siswa yang tidak lolos di SNMPTN ataupun yang secara
langsung mendaftar ke sebuah PT, dihimbau agar siswa dan orang tua hendaknya
memperhatikan bobot/kualitas PT. Yakni apakah PT tersebut sesuai dengan minat
dan mejadi fasilitas terbaik untuk mengembangkan kemampuan anak atau tidak.
Fasilitas
ataupun sarana dan prasarana dalam sebuah PT merupakan alat dan pendukung yang berupaya
menunjang dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa. Mahasiswa
dapat berkreasi sekreatif mungkin sesuai dengan bakat dan minatnya dengan
adanya fasilitas yang memadai. Selain itu, tidak hanya mahasiswa yang dapat
memanfaatkan fasilitasnya, seorang pemberi ilmu juga dapat memanfaatkan hal
tersebut dalam kegiatan belajar mengajarnya. Fasilitas yang menunjang seperti
lab. Komputer yang tersambung dengan internet tanpa masalah koneksi, lab.
Bahasa, lab. IPA, dan sbagainya. Tidak terlepas dari hal yang menunjang anak,
maka siswa sebaiknya mencari PT yang cocok untuk mengembangkan potensi dirinya.
Apa
jadinya jika fasilitas dalam sebuah PT terbatas?. miris, jika seandainya
seorang guru/dosen berebutan sebuah Projector
laksana semut berebut gula untuk keperluan mengajarnya. Tidak hanya itu yang
perlu yang diperhatikan, ruangan kelaspun harus menjadi tempat yang mendukung
untuk menimba ilmu. Alangkah baiknya jika jumlah mahasiswa dalam suatu kelas
relatif sedikit. Sehingga guru lebih bisa mengendalikan dan mengarahkan
mahasiswanya dlama kegiatan belajar mengajar dan mahasiswapun akan mendapatkan
pembelajaran yang efektif dan produktif.
Guru
(dosen) adalah seorang insan yang memberi ilmu juga sebagai pemandu dalam
pencarian ilmu. Setelah menjadi mahasiswa, tugasnya bukan hanya menunggu materi
dari guru, tapi mencari sendiri materi yanga kan dibahas dalam silabus.
Sehingga dalam pembelajaran di kelaspun tercipta diskusi. Bukan hanya student centered learning. Oleh karena
itu, seorang gurupun hendaknya mempunyai ilmu yang tidak terbatas, tentunya
ilmu yang mengikuti perkembangan zaman dan up
to date.
Zaman
semakin canggih dengan lahirnya software
atau website yang mendukung proses
belajar mengajar. Dalam artian, seorang guru hendaknya mempunyai keahlian atau
keterampilan yang multi bidang. Mahasiswa tidak lagi belajar terus menerus
diatas kertas putih dengan bantuan pulpen dan pensil, melainkan mahasiswa harus
belajar menggunakan software atau websites yang dapat mendukung proses
pembelajaran.
Berbicara
masalah kurikulum, tidak telepas dari proses belajar mengajar yang terjadi di
dalam kelas. Setiap PT bisa saja berbeda-beda, sesuai kebijakan dari setiap
lembaga itu sendiri. Kurikulum juga penting untuk diperhatikan, karena kurikulum
dapat membentuk karakter pada jati diri setiap mahasiswa, lewat perantara
seorang guru (dosen). Kurikulum yang baik hendaknya yang dapat mengikuti arus
perkembangan zaman, pihak sekolah bisa mengkombinasikan kurikulum yang
digunakannya dengan kurikulum di negara-negar maju. Dengan begitu, siswa tidak
akan ketinggalan zaman dan mampu bersaing di dunia global.
Keputusan
ada di tangan siswa. Orangtuapun harus mendukung anaknya dalam memilih PT. Ketika
seseorang sudah menginjakkan kaki di PT, itu adalah sebagai gambaran masa depan
mahasiswa. Orangtua jangan memaksa-maksa anaknya untuk masuk PT A, ataupun
masuk PT B, tapi hendakya orangtua mampu berinteraksi dengan siswanya terhadap
keinginan siswa dan harapan orangtua sendiri. Sehingga harapan kedua belah
pihakpun tercapai. Hendaknya orangtua tidak memaksakan kehendaknya sendiri,
tapi mengetahui akan kemampuan dan bakat yang dimiliki anak.
Perkembangan
zamanpun terus menemani jiwa-jiwa penerus bangsa. Perguruan tinggi adalah
sebuah batu loncatan untuk meraih masa depan yang gemilang, demi membahagiakan
kedua orang tua, orang disekitar, dan berguna bagi bangsa dan negara. Maka kata
selektif adalah kata yang cocok untuk siswa dan kedua orang tuanya untuk
memilih Perguruan Tinggi yang baik di era globalisasi ini.
Orang
tua dan siswa baiknya mengidentifikasi terlebih dahulu PT yang akan dijadikan
sasaran untuk menimba ilmu. Tentunya dengan memperhatikan komponen-komponen
pendukungnya, yakni fasilitas, guru, dan kurikulum.
Asumsi
yang dijadikan keyakinan oleh masyarakat masa kini yakni bahwa dimanapun kita
kuliah adalah sama saja, yang kemudian menjadi hal yang terpenting adalah bagaimana
mahasiswanya sendiri. Bagaimanapun keadaan fasilitas, guru, dan kurikulum yang ada
dalam sebuah PT, jika mahasiswa belajar dengan serius, maka dia akan
mendapatkan hasil yang baik. Akan tetapi, jikak berfikir kembali bahwa
bagaimana kita akan mengetahui, membandingkan, mencari tahu hal dan aspek yang
lain untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang kita miliki jika misalnya
dalam PT tersebut tidak mempunyai laboratorium sama sekali. Hal ini kemudian sangat
penting untuk menunjang dalam kegiatan kuliah, sekali lagi untuk mengembangkan
potensi diri yang kita miliki dan menjadi mahasiswa yang produktif.
Indonesia-AS Gandakan Pertukaran Pelajar
04.18 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Di ambil dari (http://bataviase.co.id/node/633088) 08 Apr 2011 .
Saat ini. hanya 18 persen pelajar SMA di Indonesia yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi itu sangat rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga Filipina (28 persen) dan Malaysia (33 persen).
Permasalahan pendidikan tinggi tidak hanya menyoal APK, tetapi mutunya yang disebut-sebut belum bertaraf internasional. Oleh sebab itu. sebuah program bantuan pendidikan independen bernama ACCESS Education Beyond diluncurkan.
Program bantuan pendidikan itu di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), bekerja sama dengan Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Kehadiran program tersebut merupakan bentuk realisasi kerja sama yang disetujui Presiden SBY dan Presiden Amerika Serikat. Obama November silam. Program itu diadakan untuk memberikan kesempatan bagi institusi pendidikan di kedua negara menggali potensi pendidikan masing-masing.
Jumlah pelajar Indonesia di AS akan ditargetkan dari tujuh ribu di tahun ajaran 2009/2010 menjadi 15 ribu dalam kurun waktu empat tahun. "Kami ingin memudahkan pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan pendidikan bertaraf internasional. Melalui kerja sama ini, jumlah pelajar Amerika dan Indonesia di kedua negara diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat dalam waktu empat tahun." kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot A. Marciei. di Jakarta. Senin (4/4).
Direktur Pengelola Putera Sampoerna Foundation. Nenny Soemawinata, menyatakan kesiapannya untuk membangun Indonesia melalui pendidikan. ACCESS merupakan salah satu bagian penting dari komitmen PSF Pathway to Leadership untuk menciptakan seribu calon pemimpin masa depan yang berkualitas dan berkarakter,"tegas Nenny. amsa muba, wt rwan
Saat ini. hanya 18 persen pelajar SMA di Indonesia yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi itu sangat rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga Filipina (28 persen) dan Malaysia (33 persen).
Permasalahan pendidikan tinggi tidak hanya menyoal APK, tetapi mutunya yang disebut-sebut belum bertaraf internasional. Oleh sebab itu. sebuah program bantuan pendidikan independen bernama ACCESS Education Beyond diluncurkan.
Program bantuan pendidikan itu di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), bekerja sama dengan Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Kehadiran program tersebut merupakan bentuk realisasi kerja sama yang disetujui Presiden SBY dan Presiden Amerika Serikat. Obama November silam. Program itu diadakan untuk memberikan kesempatan bagi institusi pendidikan di kedua negara menggali potensi pendidikan masing-masing.
Jumlah pelajar Indonesia di AS akan ditargetkan dari tujuh ribu di tahun ajaran 2009/2010 menjadi 15 ribu dalam kurun waktu empat tahun. "Kami ingin memudahkan pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan pendidikan bertaraf internasional. Melalui kerja sama ini, jumlah pelajar Amerika dan Indonesia di kedua negara diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat dalam waktu empat tahun." kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot A. Marciei. di Jakarta. Senin (4/4).
Direktur Pengelola Putera Sampoerna Foundation. Nenny Soemawinata, menyatakan kesiapannya untuk membangun Indonesia melalui pendidikan. ACCESS merupakan salah satu bagian penting dari komitmen PSF Pathway to Leadership untuk menciptakan seribu calon pemimpin masa depan yang berkualitas dan berkarakter,"tegas Nenny. amsa muba, wt rwan
Peringkat Pendidikan Indonesia Turun
06.27 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Diambil dari : http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.indonesia.turun
Kamis, 03 Maret 2011
Jakarta, Kompas – Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di peringkat ke-69.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: Di Balik Krisis: Konflik Militer dan Pendidikan yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Amerika Serikat, Senin (1/3) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan (education development index/EDI) menurut data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Global Monitoring Report dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia. Indeks pendidikan tersebut dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan EFA yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di Dakar, Senegal, tahun 2000.
Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Total nilai EDI diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar.
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Arief Rachman, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, di Jakarta, Rabu (2/3), mengatakan, penurunan peringkat Indonesia ini memang bisa diperdebatkan, misalnya dari masalah data yang digunakan. Selain itu, dalam membandingkan pencapaian dengan negara-negara lain, masalah seperti demografi Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau, misalnya, tidak diperhitungkan.
“Terlepas dari pemeringkatan ini bisa diperdebatkan atau tidak, penurunan satu poin sudah memprihatinkan. Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan. Indonesia harus berani ambisius bisa mencapai target EFA pada tahun 2015,” kata Arief. (ELN)
Note:
Ini tantangan buat semua teman-teman ku di Sampoerna School of Education (SSE). Kita harus membawa perubahan dalam dunia pendidikan di masa yang akan datang. Kita pasti tidak mau peringkat negara kita masih dibawah negara Malaysia dan terus-terusan merosot. Mudah-mudahan kasus ini, bisa menjadi cambuk khususnya untuk mahasiswa SSE agar terus berusaha menjadi yang terbaik untuk Indonesia.
Jakarta, Kompas – Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di peringkat ke-69.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: Di Balik Krisis: Konflik Militer dan Pendidikan yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Amerika Serikat, Senin (1/3) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan (education development index/EDI) menurut data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Global Monitoring Report dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia. Indeks pendidikan tersebut dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan EFA yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di Dakar, Senegal, tahun 2000.
Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Total nilai EDI diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar.
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Arief Rachman, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, di Jakarta, Rabu (2/3), mengatakan, penurunan peringkat Indonesia ini memang bisa diperdebatkan, misalnya dari masalah data yang digunakan. Selain itu, dalam membandingkan pencapaian dengan negara-negara lain, masalah seperti demografi Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau, misalnya, tidak diperhitungkan.
“Terlepas dari pemeringkatan ini bisa diperdebatkan atau tidak, penurunan satu poin sudah memprihatinkan. Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan. Indonesia harus berani ambisius bisa mencapai target EFA pada tahun 2015,” kata Arief. (ELN)
Note:
Ini tantangan buat semua teman-teman ku di Sampoerna School of Education (SSE). Kita harus membawa perubahan dalam dunia pendidikan di masa yang akan datang. Kita pasti tidak mau peringkat negara kita masih dibawah negara Malaysia dan terus-terusan merosot. Mudah-mudahan kasus ini, bisa menjadi cambuk khususnya untuk mahasiswa SSE agar terus berusaha menjadi yang terbaik untuk Indonesia.
How to Teach Course by the Internet Online?
08.31 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
To answer question from the title, of course Webquest. Webquest is “an inquiry-oriented activity in which some or all of the
information that learners interact with comes from resources on the
internet, optionally supplemented with videoconferencing” (Prof. Dodge, 1997). So webquest can make the student to critical thinking. The teacher just provide a valid sites, so the student can be focus. If you want to make webques, you may visit www.zunal.com
You may inspect and review the webquest following:
Denis's Webquest
You may inspect and review the webquest following:
Denis's Webquest
MATHEMATICS IN MOVIE (ARITHMETIC SEQUENCES)
22.46 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
The students is certainly feel boring if the teaching learning just on the paper, to make the students happy and fun, I have made a movie that contains about mathematics, especially about arithmetic sequences. Besides that, I apply that sequences in a cinema. Check it out:
Happy enjoying the movie....!!!!! 0_o
Happy enjoying the movie....!!!!! 0_o
Langganan:
Postingan (Atom)