Indonesia-AS Gandakan Pertukaran Pelajar
04.18 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Di ambil dari (http://bataviase.co.id/node/633088) 08 Apr 2011 .
Saat ini. hanya 18 persen pelajar SMA di Indonesia yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi itu sangat rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga Filipina (28 persen) dan Malaysia (33 persen).
Permasalahan pendidikan tinggi tidak hanya menyoal APK, tetapi mutunya yang disebut-sebut belum bertaraf internasional. Oleh sebab itu. sebuah program bantuan pendidikan independen bernama ACCESS Education Beyond diluncurkan.
Program bantuan pendidikan itu di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), bekerja sama dengan Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Kehadiran program tersebut merupakan bentuk realisasi kerja sama yang disetujui Presiden SBY dan Presiden Amerika Serikat. Obama November silam. Program itu diadakan untuk memberikan kesempatan bagi institusi pendidikan di kedua negara menggali potensi pendidikan masing-masing.
Jumlah pelajar Indonesia di AS akan ditargetkan dari tujuh ribu di tahun ajaran 2009/2010 menjadi 15 ribu dalam kurun waktu empat tahun. "Kami ingin memudahkan pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan pendidikan bertaraf internasional. Melalui kerja sama ini, jumlah pelajar Amerika dan Indonesia di kedua negara diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat dalam waktu empat tahun." kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot A. Marciei. di Jakarta. Senin (4/4).
Direktur Pengelola Putera Sampoerna Foundation. Nenny Soemawinata, menyatakan kesiapannya untuk membangun Indonesia melalui pendidikan. ACCESS merupakan salah satu bagian penting dari komitmen PSF Pathway to Leadership untuk menciptakan seribu calon pemimpin masa depan yang berkualitas dan berkarakter,"tegas Nenny. amsa muba, wt rwan
Saat ini. hanya 18 persen pelajar SMA di Indonesia yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi itu sangat rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga Filipina (28 persen) dan Malaysia (33 persen).
Permasalahan pendidikan tinggi tidak hanya menyoal APK, tetapi mutunya yang disebut-sebut belum bertaraf internasional. Oleh sebab itu. sebuah program bantuan pendidikan independen bernama ACCESS Education Beyond diluncurkan.
Program bantuan pendidikan itu di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation (PSF), bekerja sama dengan Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Kehadiran program tersebut merupakan bentuk realisasi kerja sama yang disetujui Presiden SBY dan Presiden Amerika Serikat. Obama November silam. Program itu diadakan untuk memberikan kesempatan bagi institusi pendidikan di kedua negara menggali potensi pendidikan masing-masing.
Jumlah pelajar Indonesia di AS akan ditargetkan dari tujuh ribu di tahun ajaran 2009/2010 menjadi 15 ribu dalam kurun waktu empat tahun. "Kami ingin memudahkan pelajar Indonesia mendapatkan kesempatan pendidikan bertaraf internasional. Melalui kerja sama ini, jumlah pelajar Amerika dan Indonesia di kedua negara diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat dalam waktu empat tahun." kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot A. Marciei. di Jakarta. Senin (4/4).
Direktur Pengelola Putera Sampoerna Foundation. Nenny Soemawinata, menyatakan kesiapannya untuk membangun Indonesia melalui pendidikan. ACCESS merupakan salah satu bagian penting dari komitmen PSF Pathway to Leadership untuk menciptakan seribu calon pemimpin masa depan yang berkualitas dan berkarakter,"tegas Nenny. amsa muba, wt rwan
Peringkat Pendidikan Indonesia Turun
06.27 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Diambil dari : http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.indonesia.turun
Kamis, 03 Maret 2011
Jakarta, Kompas – Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di peringkat ke-69.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: Di Balik Krisis: Konflik Militer dan Pendidikan yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Amerika Serikat, Senin (1/3) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan (education development index/EDI) menurut data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Global Monitoring Report dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia. Indeks pendidikan tersebut dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan EFA yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di Dakar, Senegal, tahun 2000.
Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Total nilai EDI diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar.
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Arief Rachman, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, di Jakarta, Rabu (2/3), mengatakan, penurunan peringkat Indonesia ini memang bisa diperdebatkan, misalnya dari masalah data yang digunakan. Selain itu, dalam membandingkan pencapaian dengan negara-negara lain, masalah seperti demografi Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau, misalnya, tidak diperhitungkan.
“Terlepas dari pemeringkatan ini bisa diperdebatkan atau tidak, penurunan satu poin sudah memprihatinkan. Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan. Indonesia harus berani ambisius bisa mencapai target EFA pada tahun 2015,” kata Arief. (ELN)
Note:
Ini tantangan buat semua teman-teman ku di Sampoerna School of Education (SSE). Kita harus membawa perubahan dalam dunia pendidikan di masa yang akan datang. Kita pasti tidak mau peringkat negara kita masih dibawah negara Malaysia dan terus-terusan merosot. Mudah-mudahan kasus ini, bisa menjadi cambuk khususnya untuk mahasiswa SSE agar terus berusaha menjadi yang terbaik untuk Indonesia.
Jakarta, Kompas – Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di peringkat ke-69.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: Di Balik Krisis: Konflik Militer dan Pendidikan yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Amerika Serikat, Senin (1/3) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan (education development index/EDI) menurut data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Global Monitoring Report dikeluarkan setiap tahun yang berisi hasil pemantauan pendidikan dunia. Indeks pendidikan tersebut dibuat dengan mengacu pada enam tujuan pendidikan EFA yang disusun dalam pertemuan pendidikan global di Dakar, Senegal, tahun 2000.
Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Total nilai EDI diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar.
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Arief Rachman, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, di Jakarta, Rabu (2/3), mengatakan, penurunan peringkat Indonesia ini memang bisa diperdebatkan, misalnya dari masalah data yang digunakan. Selain itu, dalam membandingkan pencapaian dengan negara-negara lain, masalah seperti demografi Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau, misalnya, tidak diperhitungkan.
“Terlepas dari pemeringkatan ini bisa diperdebatkan atau tidak, penurunan satu poin sudah memprihatinkan. Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan. Indonesia harus berani ambisius bisa mencapai target EFA pada tahun 2015,” kata Arief. (ELN)
Note:
Ini tantangan buat semua teman-teman ku di Sampoerna School of Education (SSE). Kita harus membawa perubahan dalam dunia pendidikan di masa yang akan datang. Kita pasti tidak mau peringkat negara kita masih dibawah negara Malaysia dan terus-terusan merosot. Mudah-mudahan kasus ini, bisa menjadi cambuk khususnya untuk mahasiswa SSE agar terus berusaha menjadi yang terbaik untuk Indonesia.
How to Teach Course by the Internet Online?
08.31 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
To answer question from the title, of course Webquest. Webquest is “an inquiry-oriented activity in which some or all of the
information that learners interact with comes from resources on the
internet, optionally supplemented with videoconferencing” (Prof. Dodge, 1997). So webquest can make the student to critical thinking. The teacher just provide a valid sites, so the student can be focus. If you want to make webques, you may visit www.zunal.com
You may inspect and review the webquest following:
Denis's Webquest
You may inspect and review the webquest following:
Denis's Webquest
MATHEMATICS IN MOVIE (ARITHMETIC SEQUENCES)
22.46 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
The students is certainly feel boring if the teaching learning just on the paper, to make the students happy and fun, I have made a movie that contains about mathematics, especially about arithmetic sequences. Besides that, I apply that sequences in a cinema. Check it out:
Happy enjoying the movie....!!!!! 0_o
Happy enjoying the movie....!!!!! 0_o
The Lesson Plan
18.42 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Before teaching the students, the teacher certainly to prepare the lesson plan. What the teacher do must be synchronous with the lesson plan. I have made a lesson plan. The lesson plan contains mathematics course, especially about System of Linear Equation. Here is my lesson plan:
DAILY LESSON PLAN
INSTRUCTOR
Denis
Taroreh
|
DATE
20 December 2011
|
|
COURSE TITLE
Mathematics
|
LESSON NUMBER
1
(2 X 45
Minutes)
|
|
UNIT
Three
|
SPECIFIC TOPIC
System of
linear equation two variables
(SPLDV)
|
|
INSTRUCTIONAL GOAL (outcome
that students should be able to demonstrate upon completion of the entire
unit)
Mathematics
modeling
Elimination
method
Substitution
method
Combination
of elimination&substitution
Matrix
method
|
||
PERFORMANCE OBJECTIVE (use an
action verb in a description of a measurable outcome)
By the end of this lesson the students should be able to:
Make
mathematics modeling
Solve
SPLDV with elimination method
Solve SPLDV with substitution method
Solve
SPLDV with combination of method elimination&substitution
Solve
SPLDV with matrix method
|
||
RATIONALE (brief justification -- why you
feel the students need to learn this topic)
This topic
is very useful if it apply in daily life
|
||
LESSON CONTENT (what is to be taught)
Make a
small group :
Students
practice to assess a friend each other
Student practice
share about to solve the questions on the papers
Presentation
each group
|
||
INSTRUCTIONAL PROCEDURES
The
teacher divides the students into several groups (each group consisting of
5-6 children)
The
teacher gives each group a papers that
contain a question SPLDV linked daily activity and assessment paper to assess
your pair group
The
teacher give instruction that Group 1
use elimination method and continually in other group
The
teacher gives a statement, if there is group can presentation is the best, so
it will give value 10 every individual in the group
The
teacher guide student to answer question
The
students were allowed to ask to teacher
The
students were allowed to solve questions in each group and share each others
Each group
is allowed to presentation outcome group discussion
|
||
EVALUATION PROCEDURES (how you
will measure outcomes to determine if the material has been learned)
There are
not evaluation procedure
|
||
MATERIALS AND AIDS (what you will need in order to
teach this lesson)
Papers contain
questions
Mathematics
books
|
||
Presentation Use the Internet
17.53 |
Diposting oleh
Denis Taroreh |
Edit Entri
Nowadays, the Internet has become a tool that could help many people. In previous school I just know the Internet only use browsing, chatting, downloading, e-mail, etc. But now, I have studied for more or less five semester in Sampoerna School of Education (SSE). I just know that the Internet not only use for them, but also the Internet could help the teacher to teach their students. It make the teacher simple and no monotone. I was known with one of tool to present namely Prezi. Prezi is a website which is function to present, and we also could create account. Prezi certainly help students to learn more actively. To know prezi more details, you may visit www.prezi.com
I want to share my project, especially about prezi. But, I am still beginning level, so my prezi is not enough good. The prezi contains how is my act as the new generation of teacher to fix the quality of a school about IT course. And here is my project:
Denis's Prezi
Happy Enjoying To Learn Prezi.......!!!!!!!! ^_^
Denis's Prezi
Happy Enjoying To Learn Prezi.......!!!!!!!! ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)